POLI GIZI merupakan salah satu pelayanan yang ada di UPTD Puskesmas Sukosari. Pelayanan gizi masyarakat adalah suatu kegiatan atau pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat, seperti perbaikan perilaku sadar gizi, pola konsumsi makanan, akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Pelayanan gizi di puskesmas terdapat 2 macam kegiatan, yaitu di dalam gedung puskesmas/poli gizi dan diluar gedung puskesmas.

Pelayanan poli gizi umumnya bersifat individual meliputi pengkajian gizi, penentuan diagnosa gizi, intervensi gizi, monitoring dan evaluasi. Tujuan utama dari Poli Gizi adalah untuk meningkatkan kualitas gizi pasien sehingga dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh mereka.

Langkah – langkah Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)

1. Asesmen Gizi

Pada tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab yang diperoleh melalui wawancara, catatan medis, observasi serta dari tenaga kesehatan lain yang merujuk. Data yang dikumpulkan berupa antropometri (pengukuran tinggi badan, berat badan, perubahan berat badan, indeks massa tubuh, pertumbuhan dan komposisi tubuh), hasil cek laboratorium, pemeriksaan fisik terkait gizi (evaluasi sistem tubuh, wasting otot dan lemak subkutan,kemampuan menelan), riwayat pasien (medis, keluarga, sosial). Kemudian setelah terkumpul kemudian diverifikasi dan diinterpretasi secara sistematis.
2. Diagnosa Gizi

Diagnosa gizi berbeda dengan diagnosa medis, diagnosa gizi lebih spesifik dan bersifat sementara sesuai respon pasien. Ahli gizi akan mengidentifikasi masalah gizi dan menentukan faktor penyebab yang mendasarinya serta menjelaskan tanda gejala yang menjadi landasan munculnya masalah gizi pada pasien.

3. Intervensi Gizi

Ahli gizi akan memberi intervensi atau tindakan sesuai dengan kebutuhan pasien. Intervensi yang diberikan diantaranya edukasi gizi (memberikan pengetahuan kepada pasien untuk mengelola atau memodifikasi pola makan dan perubahan perilaku untuk meningkatkan kesehatan), konseling gizi (kerja sama antara ahli gizi dan pasien untuk menentukan target dan merancang rencana dalam menjaga kesehatan sesuai kondisi) dan bisa jadi ada intervensi kolaborasi ahli gizi dengan tenaga kesehatan lain dalam mengelola masalah yang berkaitan dengan gizi.

4. Monitoring dan Evaluasi
Adanya monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan pasien dari intervensi yang diberikan. Minimal ada perubahan perilaku dan atau status gizi yang lebih baik. Kemudian ahli gizi akan membuat keputusan apakah perlu intervensi lebih lanjut atau tidak.
 
Pelayanan Gizi di luar gedung seperti Pemberian dan Monitoring Tablet Tambah Darah untuk remaja dan ibu hamil, Sosialisasi/penyuluhan tentang Pemberian Makan pada Bayi dan Anak, Gizi masyarakat,  Monitoring Posyandu, Intervensi Pencegahan Stunting,dsb.